NUSRA.ID - Kemitraan INOVASI Nusa Tenggara Barat dengan Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor Lombok Timur pada hari ini, Selasa 21 Maret 2023 menggelar workshop penelitian dan publikasi bagi Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida'iyah (PGMI) dan Mahasiswa.
Kegiatan ini berlangsung di lesehan tropical Lombok Timur, dengan menggandeng narasumber yakni Dosen Universitas Mataram Ahmad Zamzam, M.Hum dan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIH Pancor Dr. Abdul Hayyi Akrom, M.M.Pd.
Adapun pembahasan kali ini yaitu berkaitan dengan Impelementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan pencegahan pernikahan bagi anak yang masih sekolah. Sebab, sebagaimana diketahui bahwa isu tersebut memang menjadi salah satu problematika di wilayah NTB, wabilkhusus di Lombok Timur.
Salah satu narasumber, Ahmad Zamzam, M.Pd memberikan apresiasi bagi tim kerja program Inovasi kemitraan dengan IAI Hamzanwadi Pancor karena selama beberapa tahun ini tetap konsisten membahas isu-isu pengembangan pendidikan disekitar, khususnya bagi pendidikan di Lombok Timur.
"Alhamdulillah, setelah beberapa program kemitraan Inovasi dengan IAIH Pancor sejak beberapa tahun yang lalu, dan kini juga ikut serta lagi menjadi bagian dari program ini. Dan bagi saya, impilkasi program ini juga sudah ada buktinya, yakni banyak madrasah dan sekolah yang mengimbaskan," tuturnya setelah memberikan materi kepada peserta workshop. (21/03/2023)
Ia juga melanjutkan, salah satu instrumen dari tindakan yang benar yakni dari hasil analisa atau perncanaan yang matang berbadasarkan hasil riset dan kajian yang dilaksanakan dilapangan.
"Maka dari itulah, kegiatan ini bertujuan untuk menentukan alur yang benar nantinya untuk menghasilkan penelitian yang sesuai dengan isu kali ini, seperti contohnya apa masalah inti dari isu IKM atau pernikahan dini ini, nah itulah yang kemudian kita jadikan bahan untuk memperbaiki," jelasnya.
Disisi lain, Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. Abdul Hayyi Akrom, M.M.Pd menyampaikan, salah satu instrumen penting untuk menyampaikan sesuatu hal yang bermanfaat ialah dengan menulis.
"Terutama menulis di media masa, karena jika kita menulis secara ilmiah itu hanya segelintir orang yang akan membaca atau bisa dikatakan ilmuan-ilmuan saja yang akan membaca. Akan tetapi, jika menulis di media masa, itu akan dibaca oleh semua kalangan dan golongan masyarakat, dari pejabat hingga tukang becak," tuturnya.
Sementara itu, Mahasiswa Prodi PGMI Nisa Muhimmah mengakui bahwa output dari workshop dan publikasi ini ialah untuk merubahan pola fikir Mahasiswa agar lebih kreatif dan peka terhadap permasalah yang ada disekitar. Bahkan dirinya mengakui dengan adanya workshop ini, Ia lebih faham dengan kerangka penulisan yang benar dan baik.
"Melalui workshop ini saya faham bagaimana cara penulisan artikel yang baik dan benar," ungkap Nisa setelah melaksanakan workshop dan publikasi bersama dengan rekan-rekan Mahasiswa lainnya.
Terkait dengan IKM, menurutnya, Siswa/i di sekolah harus benar-benar merasakan merdeka ketika belajar di kelas. Dengan adanya IKM ini, dapat mendorong peran guru baik dalam membangun sebuah kurikulum ataupun pada proses pembelajaran.
"Selain sebagai salah satu sumber belajar, dalam merdeka belajar guru juga berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang didukung oleh kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial," tandasnya.
Lanjutnya, mengenai pernikahan dini pada anak-anak yang masih sekolah, hal itu menurutnya tindakan yang negatif. Sebab hal itu melanggar UU Nomor 16 Tahun 2019 yang mengatakan pernikahan hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sudah genap berumur 19 ke atas.
"Pernikahan dini itu tidak baik, karena dipaksa tua oleh keadaan dan tak memberi ruang untuk menikmati masa muda mencari ilmu pengetahuan," ulasnya. (gok)