NUSRA.ID - LOTIM | Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) menggelar kegiatan Diskusi bersama perwakilan kepala desa/Lurah di Lombok Timur sebagai upaya mitigasi paham ekstremisme. Kegiatan yang berlangsung di Selong, Sabtu (22/2), tersebut menghadirkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Lombok Timur, Salmun Rahman, dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Lombok Timur, H. Mustofa, sebagai narasumber.
Ketua FJLT, Rusliadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya jurnalis dalam mencegah paham ekstrem di Lombok Timur. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi panduan agar informasi yang di sebarkan melalui media sesuai dengan pakta dan kode etik jurnalistik sehingga informasi tersebut mampu memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Ini upaya prefentif, informasi yang di sampaikan dapat sebagai bahan acuan sikap masyarakat agar tidak terjebak pada praktek ekstrimisme," tegasnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Lombok Timur, H. Mustofa, mengapresiasi peran wartawan yang tergabung dalam FJLT dalam mengawal Pilkada Lombok Timur yang aman dan tertib melalui pemberitaan yang berimbang. Ia menjelaskan bahwa mitigasi ekstremisme adalah upaya untuk mencegah intoleransi, radikalisme, dan terorisme, serta menolak ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Mustofa juga memaparkan ciri-ciri radikalisme yang perlu diwaspadai, seperti intoleransi terhadap perbedaan, fanatisme berlebihan, dan kecenderungan menggunakan kekerasan. Ia menekankan bahwa radikalisme merupakan tahap awal yang dapat memicu tindakan terorisme.
"Radikalisme dan terorisme dapat merusak nilai agama dan Pancasila, menimbulkan perpecahan, dan meningkatkan intoleransi," jelasnya.
Lebih lanjut, Mustofa mengungkapkan ciri-ciri radikalisme di masyarakat perdesaan, seperti pengajian tertutup, pengajar yang ekstrem, dan perkawinan yang eksklusif. Ia bersyukur bahwa pondok pesantren yang terindikasi radikalisme di Lombok Timur telah kembali ke NKRI.
Untuk deteksi dini di tingkat desa, Bakesbangpoldagri telah membentuk Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) hingga tingkat kecamatan. Mustofa berharap FKDM dapat terbentuk hingga tingkat desa dengan anggota dari setiap dusun. "Jika terbentuk, kami dari Bakesbangpoldagri siap memfasilitasi pelatihan dengan narasumber yang kompeten," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas PMD Lombok Timur, Salmun Rahman, menekankan pentingnya peran kepala desa/lurah dalam menciptakan ketentraman masyarakat. Karena itu keamanan adalah kunci dari suksesnya pembangunan di Desa dan kelurahan.
"Tidak akan ada pembangunan yang baik dan berkualitas bila masyarakat kita resah," tegasnya.
Pihaknya menegaskan antisifasi terhadap paham ekstrimisme harus menjadi fokus pemerintah desa agar pembangunan di desa dapat berjalan dengan baik.
"Roh pembangunan desa itu musyawarah, paham ekstrimisme ini harus menjadi perhatian kepala desa," (dn)
.